1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaBangladesh

Kamp Rohingya Terbakar, Ribuan Pengungsi Terlantar

8 Januari 2024

Kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh berukuran sempit, terbuat dari bambu dan plastik yang rawan terbakar. Kebakaran yang terjadi pada Minggu (07/01) ini membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

https://p.dw.com/p/4axaP
Kebakaran di kamp pengungsian di Cox's Bazar
Kebakaran di kamp pengungsi Rohingya menghancurkan tempat tinggal dan merusak masjid hingga fasilitas kesehatanFoto: Shafiqur Rahman/AP Photo/picture alliance

Kebakaran kembali melanda kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh pada hari Minggu (07/01) dini hari waktu setempat, menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi di kamp Kutupalong di Cox's Bazar tersebut.

Komisaris pengungsi Bangladesh di Cox's Bazar, Mohammed Mizanur Rahman, mengatakan bahwa setidaknya 4.000 pengungsi kehilangan tempat tinggal, sementara badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) menyebut angka sekitar 7.000 orang.

"Kami telah mengatur sedemikian rupa... para pengungsi telah diberi makanan dan tempat penampungan sementara," kata Mohammad Shamsud Douza, wakil pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas para pengungsi.

Kebakaran di kamp pengungsian di Cox's Bazar
Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mengendalikan kobaran apiFoto: Shafiqur Rahman/AP Photo/picture alliance

Insiden kebakaran menghancurkan ratusan fasilitas bagi para pengungsi

Kepala pemadam kebakaran setempat, Shafiqul Islam, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa "kebakaran itu sangat besar, dan menghancurkan sekitar 1.040 tempat tinggal di kamp tersebut.”

Selain tempat tinggal, setidaknya 120 fasilitas lainnya, termasuk masjid, pusat-pusat kesehatan hingga pusat pendidikan di kamp pengungsian, mengalami kerusakan parah akibat kebakaran tersebut.

"Kami membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mengendalikan kobaran api, dengan melibatkan 10 unit pemadam kebakaran dari Ukhiya dan stasiun lainnya di distrik tersebut," tambah Islam.

Kebakaran di kamp pengungsian di Cox's Bazar
Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaranFoto: AFP via Getty Images

Pihak berwenang mencurigai adanya kasus pembakaran

Insiden kebakaran kali ini juga bertepatan dengan berlangsungnya pemilihan umum di Bangladesh pada hari Minggu (07/01).

Sehari sebelum dibukanya pemungutan suara, polisi melaporkan adanya sejumlah kasus dugaan pembakaran di tempat pemungutan suara (TPS) serta insiden terbakarnya satu kereta api penumpang yang menewaskan sedikitnya empat orang.

"Kami telah memerintahkan penyelidikan atas kebakaran [di kamp pengungsi] itu," kata Rahman, seraya menambahkan bahwa, "kami menduga itu adalah tindakan kasus pembakaran."

Sementara UNHCR mengatakan, "penyebab kebakaran hingga saat ini masih belum diketahui, dan kami diyakinkan oleh pihak berwenang pemerintah bahwa penyelidikan atas penyebab kebakaran itu akan segera dilakukan.”

Kebakaran sudah sering terjadi di kawasan padat bangunan di kamp pengungsi Cox's Bazar tersebut. Hampir satu juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak dan terbuat dari bambu serta plastik yang sangat mudah terbakar.

Pada tahun 2021 silam, satu kasus kebakaran menewaskan sekitar 15 pengungsi. Bahkan kebakaran pada tahun 2023 lalu menyebabkan sekitar 12.000 pengungsi kehilangan tempat tinggal. Sebuah panel investigasi menyebut kasus tersebut sebagai "tindakan sabotase yang terencana".

Pengungsi Rohingya: 'Penderitaan' terus berlanjut

Kaum minoritas Muslim Rohingya menghadapi diskriminasi di Myanmar, negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha, di mana warga Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan hak-hak konstitusional. Bahkan, kasus penganiayaan terhadap mereka pun telah berulang kali disebut sebagai tindakan genosida.

"Kami menderita kedinginan dan menghadapi situasi yang begitu sulit," ujar seorang perempuan berusia 65 tahun, salah satu korban selamat dari insiden kebakaran tersebut.

"Saat ini, kami duduk di tepi sungai bersama cucu-cucu saya setelah lolos dari situasi yang mengancam jiwa. Rumah kami telah hancur dilahap oleh api," tambahnya kepada AP.

Aksi kekerasan antar kelompok-kelompok Rohingya juga mulai meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Tahun lalu, lebih dari 60 pengungsi terbunuh dalam perang saudara dan bentrokan terkait kasus narkoba, menurut laporan polisi setempat.

kp/pkp (Reuters, AP, AFP, dpa)